Catatan perjalanan kali ini
adalah perjalanan menuju puncak
tertinggi tanah jawa. Mahameru namanya. Puncak yang terletak di gunung Semeru
dengan ketinggian 3676 mdpl. Sesuatu banget bagi para pendaki yang ingin menambah
koleksi perjalanan mereka. Gunung Semeru yang terletak di daerah Timur pulau
Jawa memang menjadi tujuan para pendaki. Gak afdol kalo bagi seorang pendaki
kalo belum ke Semeru…Assiiiikkk…
Perjalanan ini berawal dari
keisengan membuka forum www.BackpackerIndonesia .com. Ituloh
wadah bagi pecinta jalan-jalan dengan harga seminim-minimnya. Ada rencana untuk
mengadakan gathering nasional yang
ketiga di Ranu Kumbolo. Wah kebetulan nih, pikiran ini sudah memberontak untuk
diistirahatkan dari rutinitas kantor yang sangat menjenuhkan. Sempat ragu untuk join diacara ini karena gak
satu pun yang gw kenal. Ini perjalanan jauh dan beresiko tinggi loh.. Tapi
keinginan ini berhasil mengalahkan keraguan. Dan akhirnya aku join dengan BPI
dengan keberangaktan dari Jakarta.
Jumat 7 September 2012.
Distasiun Senen pukul 14.00 dengan
menggunakan kereta kelas ekonomi Matarmaja kami berangkat menuju Kota Malang.
Ada sekitar 36 orang dalam satu rombongan.
Perjalanan ditempuh selama 18 jam.
Selama perjalanan inilah kami saling mengenal satu sama lain. Semua
dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda-beda. Mulai
dari anak SMA sampai Bapak dengan 3 Anak yang juga sudah SMA. Wow ternyata usia bukanlah penghalang bagi
seseorang untuk menikmati alam. Bercanda, tidur bermain kartu serta mengisi TTS
adalah pilihan aktifitas selama di kereta menghabisi waktu perjalanan sembari
sekali-kali melihat keluar menikmati
alam luar yang sebagian besar adalah perkebunan dan persawahan.
Tepat Pukul 8 pagi esok
harinya kami sampai juga di Stasiun Kotabaru Malang. Pinggang yang sakit akibat
bangku kereta dengan kemiringan 90⁰, pantat yang hampir tepos dan kaki yang
sedikit bengkak, merasakan kebahagian
saat turun dari kereta yang membawa kami dari Jakarta. Waktu istirahat sekitar setengah jam
lumayanlah untuk bersih-bersih dan mencari sarapan. Maklum dikereta banyak yang
jualan tapi kurang berselera. So, sikat aje makanan yang ada dekat stasiun Malang #selamat makan#
Setelah semua aktifitas
bersih-bersih dan sarapan kelar perjalanan dilanjutkan menuju Desa Tumpang.
Dengan menggunakan angkot cateran
rombongan kami memulai perjalanan menuju
Desa Tumpang. Cukup jauh juga sekitar 2 Jam perjalanan. Ini karena kami
mampir dulu di Kedawung untuk menyewa beberapa peralatan yang masih kurang. Jadi yang gak punya
perlengakapan naik gunung bisa disewa disini. Cukup murah ko, ye
Sampai di Desa Tumpang kami
mengganti alat transportasi menuju desa Ranu Pane dengan menggunakan Truk
dikarenakan jumlah kami yang cukup banyak, Jadi Truk adalah pilihan kendaraan
yang ekonomis banget. Selain truk juga bisa menggunkana alat transportasi JIP
untuk pendaki dengan jumlah rombongan yang sedikit.
Sepanjang perjalan menuju Desa Ranu Pane
disuguhi dengan pemandangan yang Subhanallah sesuatu banget bagi orang- orang
Jakarta yang biasa membiasakan matanya dengan deretan gedung-gedung bertingkat
disini berganti dengan hamparan
perkebunan yang luas membentang.
Perkebunan kentang, apel dan
dan Sayuran terhampar luas dikiri
dan kanan perjalanan yang terus mendaki. Tak lupa hamparan perbukitan teletabis
dari gunung tetangga Bromo juga dapat dinikmatin. Jangan lupa mengabadikan
dengan berfoto-foto ria ya. Kenangan buat di pamerin ke orang-orang yang tak mampu menyaksikan secara langsung sebuah
pemandangan alami menuju Desa Ranu Pane.
Di Desa Ranu Pane udara
sudah terasa sangat dingin. Menyentuh air untuk wudhu bagaikan menyentuh air es
yang merasuk langsung ketulang belulang. Bbbrrrrrr…. Dingin sekali permisah. Disini
tersedia fasilitas umum seperti mushola, toilet umum, warung-warung makan.
Mengisi perut sebelum mendaki hukumnya wajib disini. Karena di gunung tidak
tersedia warung makan apalah McD. Siapkan energy disini.
Setelah registrasi
pendakian, sekitar pukul 16.00 perjalanan menuju Gunung Semeru dimulai.
Bismillahirahmanirohimm. Langkah pertama menuju Semeru. Dengan semangat yang
masih membara. Kaki yang masih kuat, mata yang masih bisa melihat sekitar.
Tujuan akhir parjalanan sore ini adalah Ranu Kumbolo. Disanalah kami akan
ngcamp untuk istirahat. Ada 4 post menuju Ranu Kumbolo. Jalan yang cukup
mendatar dan panjang kami lewati dengan rombongan yang agak terpisah-pisah.
Alam yang mulai gelap, Suhu yang mulai dingin dan nafas yang mulai
tersengal-sengal . Selangkah demi selangkah jalan kami telusuri dengan bayangan
Ranu Kumbolo dari google pict menari di pikiran. Teruslah berjalan…
Post demi post terlewati.
Akhirnya kami sampai di Ranu Kumblo sekitar pukul 9 malam. Disana sudah berdiri
tenda-tenda dari para pendaki lain. Semua tenda dan matras disiapkan untuk
istirahat. Sebahagian menyiapkan makanan untuk memproduksi energy baru yang telah
terkuras habis selama perjalanan tadi. Suhu udara sangat dingin. Dilangit terlihat
bintang yang bertaburan indah,menyaksikan kami yang sedang berkemah di bibir
danau Kumbolo. Semakin malam, suhu semakin dingin. Tenda yang normal diisi 4
orang kami paksakan 6 orang agar kehangatan tercipta (tenda terpisah antara
cewek and cowok tenang saja, jangan mikir yang macem-macem) . -2 ⁰ C itu suhu
yang ditunjukan dialat pengukur dengan ketinggan 2400 mdpl. Sukup menggigil.
Bbbrrrr.. #menungu pagi#
Kukuruyuk suara ayam
menandakan hari sudah mulai pagi… ( mana ade ayam digunung ) hahahhaha iya alarm
handphone berbunyi menunjukan pukul 4.30. akhirnya pagi itu datang. Sholat
subuh dengan tayamum seadanya didalam tenda. Bagus, Jangan jadikan lingkungan
dan keadaaan yang terbatas sebagai alsan untuk tidak melakukan kewajiban kita
sebagai hamba. Selagi raga masih bernafas jangan pernah tinggalkan yang namanya
SHOLAT (Maklum mantan anak rohis )
Setelah selesai, Ku beranikan
membuka resleting tenda untuk melangkahkan kaki keluar dengan niat menikmati
matahari terbit di Ranu Kumbolo. Bbbbbbbrrrrrr lagi, sumpah dingin banget.
Sampai ketulang. Gigi terkatup rapat. Sarung tangan dari bahan wol tidak mampu
menahan rasa dingin itu. Terlihat sekitar sudah banyak pendaki lain yang juga
sudah bangun untuk menikmati yang namanya sunrise
itu. Ada yang sudah siap dengan tripot
kamera DSLR nya. Ada juga yang
memasak air hangat untuk membuat secangkir kopi penghangat badan, dan masih banyak
yang berlindung didalam tenda dari dinginnya udara luar.
Siluet cahaya matahari
sudah mulai menampakan diri. Yang ditunggu akan datang sebentar lagi.
Menggambil posisi untuk berfoto dengan latar belakang matahari terbit adalah
tujuan. Iya bener banget kata orang-orang matahari terbitnya di Ranu Kumbolo
indah banget. Sumpah beneran bagus banget. Gak bisa diungkapkan dengan
kata-kata. Cuma bisa dinikmatin. Pokoknya indah,bagus, keren dan
temen-temennya. Kami gak maw
menyia-nyiakan moment ini untuk tidak mengabadikan dalam jepretan ala amatir.
Dengan modal kamera poket dan bb cukuplah untuk mengabadikan moment ini.
Waktu berlalu mataharipun
mulai meninggi. Kehangatannya cukup mengalir ke kulit yang mulai keriput akibat
kedinginan. Perut terasa lapar. Dengan bekal yang ada kami mulai memasak
makanan. Disinilah seni dari perjalanan
mendaki atau hiking terletak. Memasak
makanan dengan perlatan yang serba mini. Pilihan menu pagi itu adalah nasi
goring cornet. Semua makan yang tidak enak akan terasa enak saat kau lapar dan
dimakannya rebutan rame-rame. Setuju??? Yupzz itu lah yang aku rasakan. Enak dan leezzzaaaaatttt….oh ya sebagai
catatan gw makan tanpa sikat gigi
sebelumnya..hehehhehe joyokkk
Pukul 10 pagi perjalanan
akan dilanjutkan menuju Kalimati. Untuk sampai ke Kalimati juga melewati
beberap post-post pendakian. Dan yang pertama ditempuh untuk sampai kesana
adalah TANJAKAN CINTA. Asikkkk dari namanya saja sudah sangat menarik. Kenapa
dinamakan tanjakan cinta, Konon katanya ( katanya loh ya) siapa yang melewati
tanjakan ini jika dia memikirkan seseorang tanpa melihat kebelakang maka orang
yang dia pikirkan itu lah jodohnya. Waduhh sesuatu yang sensitif banget nih.
Namanya juga mitos yang berkembang jangan terlalu dipercaya. Memulai perjalanan
mendaki tanjakan cinta dengan sudut kemiringan 60 derjat. Iseng aku memikirkan
nama seseorang yang mungkin saat itu aku anggap dekat ( anggap dekatnya
digaris bawahin yah). Aku kasih inisial JC. Udah
cukup segitu.
Bener-nenar pendakian yang
sangat mempertanyakan kekuatan kaki dan keteraturan nafas. Subhanallah dengan beban
yang gak berkurang dipunggung dan ditemani bayang-bayang sidie Alhamdulillah gw
berhasil melewati itu yang namanya tanjakan cinta. Langsung persediaan air dari
Ranu Kumbolo membasahi kerongkongan dan terasa sangat segar. Istirahat sejenak
kemudian melanjutkan langkah perjalanan yang disambut dengan pemandangan yang
WOW banget dari Oro-Oro Ombo. Savana Lavender membentang luas bewarna coklat
bak permadani. Kata orang kalo musim hujan lavender akan berbunga merah sayang pas
waktu itu kami hanya melihat batang lavender kering. Segini saja sudah cukup
memanjakan mata. Mungkin suatu saat, jika memungkinakan untuk kembali, berharap
lavender akan berbunga.
Perjalanan menuju Kalimati
juga melewati beberapa pos-pos pendakian. Jalan yang cukup menanjak dan
panjang. Cuaca yang panas membuat kami sering istirahat, untuk merefresh
kembali energy. Kalimati, kalimati , kalimati itulah yang ada dalam pikiran gw
saat itu. Tak lupa selama perjalanan juga kami abadikan sebagai bukti objektif nantinya.
Sekitar 5 jam perjalanan
akhirnya kami sampai dikalimati. Kalimati merupakan lapangan luas yang
dikelilingi oleh hutan.Dugaan ku salah, ternyata disini gak ada kali. Sebagai
sumber air kami harus mencarinya ke Sumbermani yang membutuhkan satu jam
perjalanan bolak balik. Cukup menguras tenaga memang. Dikalimati ini semua
persiapan menuju MAHAMERU dipersiapkan terutama fisik dan tak jauh dari makanan
sebagai sumber energy. Makan yang cukup dan istirahat sejenak di dalam tenda
adalah pilihan terbaik sebelum menuju puncak para dewa. Angin pegunungan berhembus membawa hawa
dingin. Bersuara mengabarkan kepada kami kalau ini adalah perjalanan yang
sangat luar biasa. Gak semua orang sanggup untuk melakukannya. Apakah kalian
akan sanggup??? Sebuah pertanyan untuk
diri sendiri. Dari dalam tenda aku mengamati puncak Mahameru yang berwarna
abu-abu kebiruan. Menjulang gagah ke langit yang berwarna biru,. Sesekali
mengeluarkan kebulan asap putih pekat. Sanggupkah kaki ini terus melangkah
sampai ke tidak ada lagi dataran yang harus didaki diatas sana. Sebuah keraguan
menghadang. Kepercayaan diri menurun saat itu. Tapi aku harus mencoba sekuat
apa yang aku bisa…….. # tekad yang sedang dipertanyakan #
Pukul 10 malam kami mulai
mempersiapkan pendakian menuju puncak tertinggi itu. Ada 20 orang dari
rombongan yang berangkat. Ada 3 orang dengan alasan kesehatan bertahan didalam
tenda. Air, headlamp, baju berlapis semua dipersiapkan. Sumpah saat itu gw
gugup banget. Melihat semua persiapan seakan-akan kami berangkat untuk mempertaruhkan
nyawa. Gugup segugupnya. Semangat dari
teman dan sedikit lelucon berhasil mencairkan kegugupan itu. Bismillah dengan
berdoa terlebih dahulu kami memulai perjalanan menuju puncak Mahameru. Jalanan
yang mendaki dan berdebu cukup membuat nafas tersengal-sengal. Samping kiri dan
kanan adalah hutan terasa gelap. Dari atas terkihat langit yang cukup terang
dengan taburan bintang-bintang. Gw
terasa sangat kecil sekecilnya saat itu. Maha besar Alloh yang menciptakan Alam
Semesta. # tafakur alam #
Arcopodo itulah adalah post
pertama yang berhasil kami melewatinya. Cukup menguras tenaga dan persediaan
air. Perjalananan masih panjang. Itu kata-kata yang keluar dari salah satu
teman. Pertanyaannya adalah sepanjang dan selama apakah untuk sampai ke puncak parade
tersebut. Cahaya penerang dari pendaki terlihat indah membentuk garis-garis
perjalanan. Itu yang mampu tergambar dari gelapnya alam saat itu.
Setelah beberapa saat
akhirnya perjalanan menelusuri Mahameru melewati jalanan berpasir yang cukup
dalam. Sudah tidak ada lagi pohon disamping kiri dan kanan. Yang ada hanya
bebatuan dan pasir yang dalam. Astagfirullohhaladzim, berat banget perjalanan
yang harus gw tempuh saat ini. Menginjakan kaki kedalam pasir berderai dan
mengangkatkan kaki kembali untuk melangkah maju. Butuh tenaga yang ekstra banyak untuk dapat melakukannya.
Ketika kaki kanan melangkah dan kaki kiri bertahan saat itulah tenaga
habis-habisan. Naik 2 langkah turun satu langkah. Tangan yang bertumpu kepada sebatang tongkat
cukup membantu menarik diri ketas untuk langkah selanjutnya. Tak ada keberanian
untuk menengok kebelakang. Hanya keatas mengikuti cahaya yang dikeluarkan oleh
headlamp yang berbaris. Benar-benar dibutuhkan kekuatan dari dalam diri untuk
terus maju selangkah demi selangkah. Dibutuhkan semangat dan dorongan dari
teman seperjuangan agar semangat selalu terbarui. Aku bisa aku bisa aku bisa. Hanya
itu yang ada dalam kepala saat itu.
Sementara itu waktu trus
berjalan. Disebelah barat sang surya sudah mulai mengeluarkan sedikit demi sedikit
sinarnya. Disebuah batu aku duduk sendiri. Saat itu lah aku berani melihat
kebawah. Terjal itu lah gambaran
perjalanan itu. Saat aku melihat keatas. Deretan lampu masih panjang
dengan kata lain berbanding lurus dengan perjalanan yang akan ditempuh.
Semangat mulai kendur. Sempat terpikir untuk menyerah mengingat sudikitnya energy
yang tersisa. Tapi terlintas dalam pikiran kalau aku masih sanggup untuk
melangkah. Dan aku ikutin kata hati
untuk terus melangkah keatas. Sudah tidak ada lagi tongkat ditangan yang
menopang badan. Aku coba untuk menggunakan kedua tangan untuk berpegang ke
bebatuan dan pasir dibawah, Merangkak itulah kata-kata yang mampu menggambarkan.
Sesaat kaki, badan,kepala berada dalam satu garis lurus diatas pasir kering
itu. Sempat terlintas dalam pikiran sesuatu yang buruk. “pulang hanya tinggal
nama “ astaghfirullohaladzim. Ya Alloh
berikan aku kekuatan menyelesaikan perjalanan ini. Berikan aku kesempatan untuk bersujud syukur
di tanah tertinggi pulau ini..mencoba berdoa mengambil energy baru.
1 meter disana sama dengan
1 Km jalan biasa. Itu lah gambaran dari perjalanan ini. Hari mulai siang.
Puncak sudah terlihat didepan mata. Tapi sayang tak cukup energy untuk terus
melangkahkan kaki ini. Jam ditangan menunjukan pukul 7 pagi. Seorang teman mengatakan jika lo terus
berjalan 15 menit lagi lo nyampe puncak, lo harus kuat. Hayo jangan menyerah lo
bisa pasti. Hhhhhhhhmmmm semangat itu datang lagi. Gw coba untuk melangkahkan
kaki lagi selangkah demi selangkah. Sampai disebuah batu besar. Dengan kaki
yang terseok seok,nafas yang tersenggal-sengal , mata yang hanya mampu untuk terpejam.
Tuhan beri aku kekuatan…
Setelah beristirahat
sejenak, mengatur kembali nafas yang tidak beraturan Aku hanya mampu menatap puncak itu dari titik
ini. Sudah tidak ada lagi energy yang bisa ku pergunakan untuk melangkahkan
kaki ini. Dari titik ini jua aku menatap kebawah. Hamparan luas bumi terlihat
jelas. Kota, persawahan, pegunungan, awan, batu, manusia semua terlihat dari
sini. Kecil dan sangat kecil aku terasa saat itu. Sangat munafik ketika seorang
anak manusia tidak mengangumi ciptaan Tuhannya yang terlihat disekitanya pada
titik itu. Lihat, pikirkan dan syukurilah ciptanNya.
Matahari semakin panas. Aku
memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalan menuju puncak mengingat kondisi
fisik dan waktu. Sampai ketitik aku berdiri saat ini adalah sebuah prestasi
besar buat aku. Perjalanan yang tak akan terlupakan. Ketika kepala kaki dan
badan berada dalam satu garis lurus diatas pasir lereng Semeru. Semangat
melawan kepenatan kaki. Pikiran melawan keinginan hati. Semua terjadi di
perjalanan ini. Orang-orang yang sampai kepuncak Mahameru adalah orang-orang yang
sangat hebat baik dari stamina dan semangat.
Perjalanan turun menuju
kalimati tidak begitu sulit. Pasir yang kering memungkinkan untuk berjalan
layaknya icesketting. Tapi hati-hati
dengan jalur yang digunakan ada yang memumgkinkan untuk tersesat. Jangan terpisah
dari rombongan.
Alhamdulillah pulang ke Kalimati
dengan selamat walaupun membawa kekecewaan. Jika Alloh mengizinkan suatu saat
aku ingin menyelesaikan sisa perjalanan yang belum tertuntaskan. Mencapai puncak
Mahameru dan meletakan kening ini ditanah tertinggi pulau jawa sebagai tanda syukur itu. Dan mudah-mudahan itu bisa
terealisasi.
Perjalanan pulang tidak
begitu berat. Karena kita semua sudah mengetahui medan yang akan terlewati.
Sekitar pukul 1 Siang kami mulai perjalanan pulang dari Kalimati menuju Ranu
Kumbolo dan dilanjutkan ke Ranu Pane. Alhamdulillah magrib sudah sampai di Ranu
Pane, dan langsung menyerbu warung makan yang ada.
Yah ini lah catatan
perjalanan gw menuju Mahameru 3676 mdpl. Walaupun tidak sampai puncak, tapi ada
satu kebanggan kalau aku sudah mencoba untuk melewati setiap inchi perjalanan
menuju puncak para dewa.
Terimakasih buat
temen-temen BPI Jakarta yang sekarang kita bikin forum baru bernama ILALANG.
Senang bisa bertemu dengan kalian.
Ini beberapa dokumentasi foto perjalanan
see you in next trip
Tidak ada komentar :
Posting Komentar