welcome welcome welcome welcome welcome welcome welcome welcome welcome welcome

Jumat, 04 Februari 2011

SEMINAR MEMBANGUN KELUARGA CINTA AL-QUR’AN

Narasumber: Ustd. Mutamimul ‘Ula
Tempat: Yayasan Ummul Quro, Bogor

Pendapat umum: Urusan pendidikan adalah urusan ibu2 adalah SALAH BESAR! Yang bertanggung jawab membina dan memberikan pendidikan kepada anak adalah AYAH, didampingin oleh ibu

3         Pertanyaan kunci tentang “Bagaimana membangun keluarga cinta Al-Qur’an
      a.    Apa urgensi orang tua perlu memahami dan memiliki keterampilan membimbing anak (menjadi orang shalih)/parenting skill?
      b.   Seperti apa yang karakteristik  orang yang mencintai Al-Qur’an?
      c.    Apa peranan orang tua untuk membangun keluarga yang cinta Al-Qur’an?
                               
Elaborasi:
Apa urgensi orang tua perlu memahami dan memiliki keterampilan membimbing anak (menjadi orang shalih)/parenting skill?
3 educator untuk anak:
  1. Orang tua (yang pertama dan paling bertanggung jawab)
  2. Guru di sekolah
  3. Guru di masyarakat (pemimpin masyarakat)
4 pilar parenting skill yang berhasil:
  1. Hubungan suami istri yang kuat dan hangat
  2. Ekonomi rumah tangga yang sehat
  3. Pendidikan anak
  4. Hubungan kekerabatan yang lebih besar (keshalihan sosial)
Zakariya AS
 
Allah menyetarakan satu keluarga, seperti derajatnya para nabi, dan namanya diabadikan sebagai nama salah satu surat dalam Al-Qur’an, yaitu Imron. Keluarga Imron merupakan contoh keluarga yang berhasil menerapkan keshalihan sosial. Seperti yang ketahui, silsilah keluarga mron adalah sbb:
Imron
 
 
 

Isa AS
 
Maryam
 
keturunan                 pendidik            
Isa AS
 
Maryam
 
keturunan
Yahya AS
 
 



keturunan



jadi, pentingnya parenting skill untuk membentuk keluarga unggul tidak hanya sekedar diindikasikan dengan suami-istri yang tidak bercerai, namun terindikasi dari beberapa hal, misalnya:
  1. Melahirkan keturunan yang shalih dan shalihah
  2. Berdakwah pada keluarga besar diluar keluarga intinya
 Seperti apa yang karakteristik  orang yang mencintai Al-Qur’an?

Indikasi:
  1. Meyakini kebenaran Al-Qur’an
  2. Mengamalkan isi Al-Qur’an (dengan ilmu)-mengubah keshalihan individual menjadi keshalihan sosial
  3. Membacanya terus menerus (secara urut dan berulang)-melafalkan bacaan Al-Qur’an. Karena membaca 1 huruf Al-Qur’an = 10 kebajikan
  4. Mentadaburi maknanya (memahami)-mendalami makna Al-Qur’an. Misalnya dengan membaca buku-buku tafsir yang telah banyak diterbitkan
  5. Menyebarkan bacaannya dan mendakwahkan isinya (menjadi pengajar Al-Qur’an)-hadits; “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an”.  Setiap muslim harus ikut serta dalam menyebarkan dan mendakwahkan agamanya
  6. Mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarganya- Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: mencintai nabi kamu, mencintai ahli baitnya dan membaca Al-Qur’an. Sebab orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam lindungan singasana Allah pada hari tidak ada perlindungan selain dari pada perlindunganNya beserta para NabiNya dan orang-orang yang suci” (HR. Ath-Thabrani)

 Apa peranan orang tua untuk membangun keluarga yang mencintai Al-Qur’an?

  1. Mengajarkan Al-Qur’an
Siapa yang mengajarkan? Yang pertama dan terutama adalah orang tua, selanjutnya boleh dilanjutkan orang lain. Bila rang tua hanya menyerahkan pendidikan Al-Qur’an kepada orang lain, maka mereka (orang tua) akan kehilangan kesempatan mendapatkan amal jariyah dengan mengajarkannya kepada anak2 mereka
Apa yang disebut dengan mengajarkan Al-Qur’an? Adalah proses sejak anak  belum bisa hingga mampu melafalkan ayat Al-Qur’an, (1) melalui metode Iqro atau Qiroati (agar anak melek huruf Al-Qur’an), biasanya dilakukan saat anak berusia balita; (2) dengan mentasmi’ (memperdengarkan) ayat-ayat Al-Qur’an, dapat dilakukan sejak Janis berada di dalam rahim ibunya.
                                                  Telinga adalah salah satu panca indera manusia yang paling awal berfungsi dan paling akhir disfungsi (secara normal).  Sehingga manfaat pendengaran sangat dominan untuk menghafal Al-Quran.
Sampai kapan diajarkan Al-Qur’an? Dari dalam kandungan sampai dengan meninggal dunia. Semakin dewasa seseorang, maka semakin besar tanggung jawab individu dan tanggung jawab sosialnya,s ehingga kewajiban membaca dan memahami Al-Qur’an juga manjadi semakin besar pula.
  1. Memberikan contoh
Orang tua tidak hanya menyuruh dan mengajarkan, namun memberikan contoh teladan/praktek
  1. Membangun lingkungan yang kondusif
Lingkungan sekitar mempengaruhi perangai dan kepribadian anak. Lingkungan rumah, sekolah dan keluarga besar yang kondusif untuk mempelajari Al-Qur’an akan membantu anak mencintai Al-Qur’an
  1. Nasihati terus-menerus
Membaca Al-Qur’an terbukti menambah kecerdasan anak dan menyebabkannya tidak emosional. Bukan hanya bacaannya, tetapi juga maknanya.
  1. Membangun kebiasaan
Bangun kemuliaan dengan akrab dengan Al-Qur’an dan akan menjadi hina orang yang jauh dari Ail-Qur’an. Orang tua harus kompak, berperilaku baik dan jangan menunjukkan ketidaksepahaman di depan anak.
  1. Memberikan apresiasi
Perbuatan yang baik harus diberi apresiasi dan penghargaan, baik dengan pujian ataupun reward berupa materi.
  1. Do’a
Memohon kepada Allah secara kontinyu, berbaik sangka dan tanpa putus asa. Rajin berdo’a sambil melakukan ibadah lainnya